Kemajuan zaman (teknologi dan informasi) yang telah terjadi dewasa ini, tidak serta merta menjadikan akhlak dan pengetahuan agama seseorang semakin menjadi baik. Bahkan, kemajuan teknologi yang ada sekarang telah banyak disalahgunakan untuk kepentingan yang merusak jati diri manusia itu sendiri sebagai makhluk yang beradab, bahkan merusak tatanan agama yang telah disyari’atkan oleh sang pemilik kehidupan ini.
Akibat yang terjadi adalah kita sulit mendapatkan anak-anak pada usia tujuh
sampai dua belas tahun yang mampu mempelajari dan menghapal al Qur’an dengan
baik dan benar, apalagi mau mengamalkan kandungan yang ada di dalamnya. Bahkan
anak-anak tersebut sudah sangat jarang mengenal siapa saja tokoh-tokoh pejuang
Islam dikalangan para sahabat, tabi’in, tabi’ut tabi’in dan generasi-generasi
sesudahnya. Mereka lebih mengenal nama-nama pemeran film anak ataupun kartun.
Lebih parahnya lagi adalah menjadikan mereka semua (bintang film tersebut)
sebagai idolanya, sehingga semua tingkah lakunya mengikut apa-apa yang telah
mereka perankan. Anak-anak pada zaman ini tidak lagi menjadikan tokoh-tokoh dan
para pejuang Islam sebagai idola mereka, bahkan meskipun itu Rasulullah ﷺ.
Rasulullah ﷺ sendiri telah memberikan nasehat kepada kita agar
mampu menjadi pribadi muslim yang baik. Abu Hurairah radiallahu anhu berkata, telah bersabda Rasulullah ﷺ, “Tanda-tanda baiknya keislaman seseorang adalah
meninggalkan sesuatu yang tidak berguna baginya.” (HR Tirmidzi) Pada hadits
yang lain disebutkan bahwa Nabi ﷺ
bersabda, “Seseorang tidak akan sampai pada derajat taqwa sebelum ia
meninggalkan perkara yang tidak berguna karena khawatir berbuat sia-sia.”
Ini adalah sebagain kecil dari berbagai macam penyimpangan moral dan akhlak
yang sudah begitu akut dan telah menjangkiti generasi ummat Islam dewasa ini.
Maka sudah sewajarnya jika pada masa sekarang ini kemampuan anak dalam memahami
Al Qur’an sangat rendah, apalagi untuk mau menghapalkan dan mengamalkan isinya.
Sehingga yang akan terjadi adalah lambat laun agama Islam hanyalah tersisa
namanya saja, dan Al Qur’an hanya tersisa tulisannya saja. Dan ini mulai
terbukti dimana sangat banyak dikalangan orang Islam sendiri yang tidak
mengerti apa itu Islam, meninggalkan sebagian (ataupun seluruhnya) ajaran
Islam, bahkan mulai banyak yang berani menentang dan mempertanyakan kebenaran
ajaran Islam. Mereka mulai ragu dengan nilai-nilai yang terkandung dalam ajaran
agama Islam.
Hal ini sangat sesuai dengan apa yang telah diberitakan oleh Rasulullah ﷺ
dalam kitab Al Misykat;
سيأتى على
الناس زمان لايبقى من الإسلام إلا اسمه ولا من القرآن إلا رسمه
Artinya; “Akan datang suatu zaman bahwa tidak akan tersisa Islam kecuali
namanya saja dan tidak pula Al Qur’an kecuali tulisannya saja.”
Oleh sebab itu kami termotivasi untuk mendirikan Rumah Tahfidz “Daarul Huffadz” pada Tanggal 15 Mei 2017 sebagai wadah untuk menampung anak-anak yang memiliki
semangat dalam menghafal Al Qurán.
Dan juga sebagaimana hadits Nabi ﷺ
:
خيركم من تعلم القرآن و علمه
Artinya : Sebaik baik kalian adalah orang yang belajar
Al Quran dan yang mengamalkannya (H.R Bukhari)
Pada awalnya
rumah yang dijadikan rumah Tahfidz ini dikontrakkan sesuai dengan kesepakatan
akan tetapi tahun berikutnya pemilik rumah memberikan kuasa hak pakai tanpa
biaya kecuali biaya listrik dan PDAM agar dimanfaatkan semaksimal mungkin untuk
kegiatan Al Qur’an. Kita berharap akan terus aktif kegiatan belajar mengajar
menghafal Al Qur’an tanpa ada kendala apapun. Semoga ini semua menjadi ladang
amal bagi pemilik rumah dan pengelola rumah tahfidz serta segenap para donator
kaum muslimin wal muslimat dimanapun berada.